
Kematian Kurt Cobain meninggalkan berbagai opini, asumsi, dan bahkan kontroversi. Ketika itu, sang mega bintang dari band Nirvana itu memang sedang dalam masa kejayaan. Wajar saja jika dunia sangat menyayangkan Kurt Cobain memilih jalan pintas untuk mengakhiri berbagai masalah yang ada dipikirannya dengan bunuh diri. Jika sekilas melihat kehidupan dari Kurt Cobain dirinya tampak sangat lengkap dengan kekayaan finansial, istri yang mencintainya, dan anak yang masih berusia dua tahun yang tentunya sangat menggemaskan. Kehidupan karir dan percintaan yang sangat baik ternyata masih tidaklah cukup untuk Kurt Cobain agar bisa bahagia. Hal ini sangat terlihat dari isi surat terakhir yang disematkan di jaketnya ketika Kurt Cobain bunuh diri di rumahnya. Surat terakhir dari Kurt Cobain begitu populer dan sudah dipublikasikan diberbagai situs dan media massa. Walaupun kematian Kurt Cobain sudah terjadi puluhan tahun yang lalu, isi surat terakhir masih menarik untuk ditelaah.
Dalam isi surat terakhir Kurt Cobain terlihat jelas betapa sang mega bintang benar-benar mengalami depresi. Dalam suratnya, Kurt Cobain mengatakan bahwa dirinya tidak menikmati popularitas bersama band Nirvana. Di awal surat, Kurt Cobain menjelaskan bahwa selama beberapa tahun terakhir sebelum akhirnya bunuh diri pada April 1994, dirinya sudah tidak bisa lagi meresapi musik dan gembira dengan dunia musik. Kehidupan bermusiknya tidak bebas dan bahkan sudah tidak lagi membahagiakan walaupun menghasilkan banyak harta. Dalam penggalan selanjutnya, Kurt Cobain bahkan memberikan contoh yang sangat jelas tentang dirinya yang sudah tidak menikmati kehidupan menjadi seorang vokalis band papan atas dunia. Kurt Cobain menceritakan bahwa ketika sudah berada di belakang panggung dan tepatnya ketika sudah mendengar teriakkan histeris dari orang yang datang berdesakkan, dirinya sudah tidak lagi memiliki rasa semangat dan kegembiraan untuk manggung. Kurt Cobain mengaku bahwa dirinya sangatlah jahat karena harus berpura-pura bahagia 100% kepada siapapun yang ada didekatnya baik itu keluarga, teman dekat hingga para penggemar. Walaupun sudah berusaha keras tetapi ternyata antusiasme untuk bermusik dan naik ke atas panggung tidak bisa didapatkannya.
Dalam akhir surat terakhirnya, Kurt Cobain juga membuktikan bahwa dirinya sangat mencintai istri dan anaknya. Surat terakhirnya memberikan pesan yang begitu jelas bahwa dirinya tidak memiliki masalah dengan kehidupan rumah tangganya. Kurt Cobain memang mengatakan bahwa dirinya sudah tidak memiliki semangat tetapi berpesan kepada Courtney agar terus berjalan dan terus melangkah demi si buah hati, Frances. Kurt Cobain berpesan kepada istrinya bahwa dirinya harus terus bekerja keras dan tetap hidup demi membuat Frances bahagia. Dan di ujung surat terakhir, kata-kata “aku cinta kamu” pun ditulis hingga dua kali yang tentunya menggambarkan betapa Kurt Cobain sangat mencintai istri dan anaknya.