
7 Musisi Yang Tewas di Atas Panggung – Siapa sih yang dapat memastikan pertanyaan bila kematian tiba? Perihal itu pasti di luar keahlian orang, sebab cuma Tuhan yang memiliki daya. Begitu pula pertanyaan situasi terakhir yang dirasakan seorang saat sebelum tewas.
7 Musisi Yang Tewas di Atas Panggung
justiceforkurt – 7 musisi yang masuk catatan selanjutnya ini merupakan banyak orang yang menghembuskan napas terakhir di atas pentas, kala mereka sedang menuntaskan show. Siapa saja? Apa yang terjalin sesungguhnya? Baca lalu, betul.
1. Dimebag Darrell
Selaku seseorang gitaris serta musisi dari scene cadas, tidak seseorang juga berasumsi Dimebag Darrell dari Pantera hendak tersungkur di atas pentas. Pada 8 Desember 2004, Darrell lagi menuntaskan show bersama side band- nya, Damageplan di Columbus, Ohio, Amerika.
Nathan Gale mengangkut senjata serta mengeluarkan 5 biji timah panas ke badan Darrell. Tidak menyudahi hingga di situ, Gale menembaki 3 orang lain serta menyakiti 7 lagi. Dorongan sang penembak tidak nyata hingga saat ini, tetapi diyakini Gale merupakan penderita paranoid schizophrenia, yang dikala itu menderita delusi kalau Damageplan dapat membaca serta mencuri pikirannya.
Darrell berumur 38 tahun dikala tertembak. Insiden itu jadi gelisah nasional untuk penggemar nada logam.
Leslie sangat diketahui sebab jadi gitaris di band The Crows, yang amat terkenal di ear 70- an. Ia tewas di atas pentas pada 3 Mei 1972, dikala sound check di The Swansea Ballroom. Apa yang terjalin?
Leslie memegang kabel microphone bugil dengan tangan berair. Umurnya 26 tahun dikala itu.
Baca juga : 6 Musisi Populer yang Tewas Ditembak
3. Edith Webster
Edith bekerja selaku seseorang biduan pentas. Sesuatu malam, ia tampak di suatu pentas di Baltimore. Edith menyanyikan suatu buatan hebatnya, Please Dont Talk About Me When Im Gone.
Cocok skrip pentas, di akhir lagu itu, Edith wajib jatuh ke balik buat melukiskan kematian. Yang terjalin selanjutnya, ia tidak bangun lagi. Edith hadapi serbuan jantung pas dikala kepribadian yang diperankannya wajib tewas.
Audiens pasti saja berasumsi itu merupakan bagian dari show alhasil mereka berdiri serta bertampar tangan, berikan hidmat.
4. Judge Dread
Ini ia musisi awal kulit putih yang memainkan Jamaican music( ska, reggae). Bukan cuma itu hasil Judge Dread. Ia pula diketahui sebab lagu- lagunya banyak disensor.
Tidak hanya itu, pasti saja, sebab ia tewas di atas pentas. 13 Maret 1998, menjelang akhir show di Canterbury, Inggris, Judge mengatakan,” Dengarkan band ini,” saat sebelum jatuh sebab serbuan jantung.
Pemirsa beranggapan itu merupakan akting serta bagian dari hiburan, alhasil mereka berteriak- teriak. Seseorang dokter yang terletak di antara pemirsa mengidentifikasi pertanda kesakitan Judge, ia langsung berupaya melindungi si musisi.
Ambulans yang telanjur tiba, terhalangi oleh ramainya pemirsa. Di dikala yang serupa, penggemar Judge mulai mengangkut favorit mereka dengan tujuan membawanya ke rumah sakit. Sayangnya polisi beranggapan para pemirsa itu berupaya mencuri jenazah.
5. Americo Sbigoli
Jika merasa asing dengan julukan ini, tidak butuh bingung. Americo merupakan seseorang biduan opera. Ia dikenang dikala tahun 1822, bersenandung di Cesare in Egitto, suatu pementasan opera bersama tim kwintetnya.
Datang kesempatan Americo, ia membuka mulut serta berupaya membandingi suara tenor Donizello, kawannya, kala pembuluh di lehernya rusak dampak sangat dituntut. Americo juga tewas dikala itu pula.
6. Tiny Tim
Bulan September 1996, serbuan jantung melanda musisi ukulele ini, di tengah show di Amerika. Tiny Regu lekas dibawa ke rumah sakit, di mana ia dirawat sepanjang kurang lebih 3 pekan.
Pergi dari rumah sakit, dokter telah mencegah Regu tampak lagi, yang pasti saja tidak dihiraukannya. Bertepatan pada 30 November jadi bertepatan pada show terakhir Regu. Ia hadapi serbuan jantung kedua, pula di atas pentas.
7. Lee Morgan
Morgan terbunuh pada 19 Februari 1972 dalam suatu drama kehidupan. Ia merupakan seseorang peniup terompet di suatu band jazz. Di suatu venue, Morgan serta bandnya lagi memulai buat set kedua, dikala istrinya, Helen, masuk serta menembak suaminya di dada.
Bagi seseorang saksi mata, dikisahkan Helen setelah itu melenggang pergi venue, sedangkan Morgan berjuang bangun serta berdialog. Mengikuti suara suaminya, Helen kembali, memanggil julukan Morgan.
Morgan berpaling serta Helen menembaknya lagi, pas di jantung. Owner venue meregang beceng itu, kemudian Helen seakan terkini tersadar. Perempuan itu mulai meratap serta berteriak, merangkul Morgan.
Tidak terdapat manfaatnya. Helen dibekuk serta menempuh cara majelis hukum, saat sebelum tewas pada Maret 1996.